Thursday, February 4, 2010

=Cinta Agung Seorang Zulaikha=

Sedikit yang mengetahui bahwa Cinta Zulaikha pada Yusuf sudah mulai jauh
sebelum Zulaikha menjadi isteri seorang wasir.

Satu malam yang tenang, langit bersih tampak bintang gemintang ribuah
..tidak jutaan seolah menempel di langit yang hitam pekat. Angin yang
basanya kencang kini terasa lembut. Ketenangan malam seolah mempesona
tetumbuhan untuk tidak menggoyangkan dedaunannya.

Sang Putri Zulaikha tidur di peraduan dengan nyenyaknya.

Seolah kabut yang berwarnawarni hadir dalam mimpinya, dan ditengah-tengah
keindahan alam mimpi yang tak terlukiskan, sosok pemuda yang Agung dan
mempesona hadir di tengah-tengah taman.

Sungguh keindahan alam mimpi yang sebelumnya,

Keindahan warna-warni yang sebelumnya mempesona,

Kini seolah tenggelam ditelan pesona wajah agung nan rupawan si pemuda.

Sang putri yang menyaksikan itu merasa dadanya berguncang hebat, hatinya
jatuh cinta pada sang pemuda.

“Duhai..siapakah..siapakah..siapakah dia ???”

Bangun dari tidurnya, Zulaikha termangu-mangu,

Hangat sinar mentari sudah terlanjur merasuk di hati,

Cinta pada sang pemuda dalam mimpi sudan menyelusup masuk ke pori-pori,

“Duhai,Siapakah kini yang dapat membawa dia kehadapanku

Engkaukah angin ? Yang sanggup menyampaikan rasa cintaku padanya ?

Atau engkaukah air ? yang dapat mengalirkan anggur cintanya kepadaku ?

Atau engkaukah bumi ? yang dapat mempertemukanku dengan sang pujaan hati ?

Api telah membakar seluruh isi hatiku.”

Malam-malam kini dilaluinya dengan memohon, memohon dan memohon,

Agar ia dipertemukan dengan sang pemuda pujaan dalam mimpinya.

Satu waktu, kembali mimpi membawa sang pemuda kehadapannya,

Zulaikha bertanya,”Siapakah engkau Tuan ? yang telah menyita seluruh
perhatianku ? yang telah menghabiskan siang dan malamku untuk mengingatmu ?
Siapakah engkau ?”

Sang pemuda berkata,

“Aku Wazir Agung dari Mesir”

Begitu bangun, Zulaikha berupaya dengan segala cara,

Agar ia dipertemukan dengan Wazir agung mesir.

Ia berkata pada ayahanda, agar ia dikawinkan dengan Wazir Agung Mesir.

Sang ayah terdiam dan kemudian ia ingin menjajaki sampai dimana keinginan
anaknya terhadap Wazir Agung Mesir.

Maka suatu hari, diundanglah sang Wazir.

Dari balik pintu, Zulaikha mengintip dengan dada berdegup kencang.

“Diakah..diakah orang yang telah merampok hatiku ?”

Begitu di lihatnya wajah sang Wazir, alangkah kecewanya ia, bukan-bukan
orang yang diharapkan.

Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara,

“Melalaui wazir inilah, engkau akan bertemu pujaan hatimu”.

Zulaikha yang sudah lemah lunglai, hampir putus harapan, kini kembali
bersemangat.

Api harapan dan hangatnya pertemuan yang diinginkan dengan sang pujaan
mengalami proses ujian.

Ia tetap melangsungkan pernikahannya dengan wazir Agung.

Keanehan terjadi pada Zulaikha dan Wazir Agung,

Mereka tak bisa sebagaimana layaknya suami isteri,

Allah telah menjaga harum melati dan menjaga mawar tetap berseri.

San Wazir menerima apa adanya takdir yang terjadi.

Demikianlah..

Lama tak ada mimpi sang pujaan sama sekali,

Ingin sekali ia menyebut-nyebut nama sang pemuda, tapi ia tak tahu siapa
namanya.

Hanya bayang-bayang sang pemuda yang tak lepas dari angan-angannya.

Siang malam, siang malam, dihabiskan mengingat orang yang dicintainya.

Sampai satu waktu, mimpi menghantarkan sang pujaan lagi ke hadapannya.

Zulaikha bertanya,

“Siapakah Tuan yang memiliki wajah separuh manusia dunia ?”

“Siapakah nama Tuan ?”

Si pemuda tersenyum,

Senyumnya menghidupkan tetumbuhan yang mati disekelilingnya,

Menyegarkan yang layu,

Menyembuhkan hewan-hewan yang sakit.

“Aku Yusuf..”



Zulaikha terbangun dari tidurnya,

Kini bayang Yusuf tlah bertambah dengan bibir Zulaikha yang terus
menggumamkan Nama Yusuf..Yusuf..Yusuf.

Apa saja yang berbau nama Yusuf, akan didatanginya sambil berharap ia adalah
pujaan hatinya.

Satu waktu terdengar khabar ada seorang budak yang bernama Yusuf di pasar,

Bergegas ia mengajak dayang-dayangnya ke sana.

Dengan tandu yang dipanggul oleh budak-budaknya,

Diiringi oleh dayang-dayangnya, Zulaikha datang di pasar budak itu.

Di intipnya dari tirai tandunya yang berwarna kuning muda.

“Tuhan !!”pekiknya tertahan,

“i..ii..ia ..dia yang ada dalam mimpiku !”

“Pelayan.beli budak yang dipasar itu. Berapapun harganya beli. Jangan sampai
kedahuluan oleh orang lain. Kalau perlu, katakan pada mereka, isteri wazir
Agung Mesir yang membeli budaknya”

Dengan harga yang mahal, emas perak dan berlian, sejak saat itu,

Yusuf menjadi budak wazir dan isterinya,

Zulaikha menyuruh budak-budak yang lainnya melayani Yusuf,

Memberinya pakaian yang indak bagi seorang budak, dan

Memberinya makan makanan yang biasa dimakan olehnya dan wazir.

Para budak iri tapi terpendam dalam hati.

Mulai hari itu, Zulaikha mencari jalan agar dapat menarik perhatian Yusuf,

Cara halus, tak mempan, segala cara sudah dipakai, tapi Yusuf tidak
bergeming.

Yusuf tidak menunjukkan cintanya, melainkan hanya menunjukkan hormat dari
seorang budak pada majikannya.

Zulaikha bebas melakukan apa saja sebab sang wazir hampir tidak pernah
berada di rumah.

Suatu ketika di ajaklah Yusuf berjalan menuju lorong-lorong kamar,

masuk kamar keluar kamar,

sampai kamar yang terakhir, sudah ada 12 pintu yang mereka lewati.

Tanpa sepengetahuan Yusuf, seluruh pintu-pintu kamar itu dikuncinya, dan
kuncinya disimpan diam-diam.

Di kamar yang terakhir itu, jauh dari orang lain, Zulaikha sudah tak dapat
menahan kerinduannya pada Yusuf yang sudah terpendam selama bertahun-tahun.

Ia mendekat pada yusuf, tapi Yusuf menghindar, demikian selanjutnya,

Zulaikha mendekati Yusuf, Yusuf menghindar,

Sampai ketakutan Yusuf memuncak. Ia tak mau menjatuhkan dirinya ke lembah
nista,

Yusuf membalikkan punggungnya, ia berlari menuju pintu kamar itu.

Zulaikha tak mau Yusuf pergi dari kamar itu, ia mencoba menahannya dengan
menarik tubuh Yusuf. Yang terpegang adalah baju Yusuf,

Robeklah baju, berbareng dengan Yusuf lari keluar,

Seolah Tuhan sendiri yang membuka pintu-pintu itu,

Setiap kali Yusuf berhadapan dengan pintu-pintu yang terkunci,

setiap kali pula pintu-pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Aib kejadian itu terbongkarlah sudah,

Orang-orang umum mencemooh Zulaikha.

Zulaikha hanya diam, tetapi kemudian ia mengundang seluruh gadis-gadis yang
mencemoohnya.

Zulaikha mendandani Yusuf bak seorang Raja.

Setelah semua gadis-gadis itu diberi apel dan sebuah pisau untuk
mengirisnya,

Yusuf diperintah untuk berjalan melewati mereka.

Mulut ternganga,

Lidah kelu,

Mata terpesona,

Tak terasa jari-jari mereka yang dikupas dengan pisau.

Cara halus tak dapat menggoyahkan iman Yusuf, Zulaikha kemudian menggunakan
cara yang berbeda. Kini, dengan tuduhan Yusuf yang akan memaksa Zulaikha,
Zulaikha berhasil meyakinkan suaminya, wazir untuk memenjarakan Yusuf.
Selama 7 tahun Yusuf berada dalam penjara. Apakah Zulaikha puas ?

Tidak, hatinya yang kini berisi penyesalan yang mendalam.

Kerinduannya semakin menumpuk.

Kalau dulu ia masih bisa memandang orang yang dikasihinya berlama-lama,

Tapi kini tak dapat lagi, meski cuma sekilas, meski cuma sebentar.

Gelombang rindu tak tertahankan,

Zulaikha meminta bantuan seorang budaknya untuk membuat jalan rahasia menuju
dekat sel penjara Yusuf.

Begitulah, setiap malam tiba, Zulaikha mendatangi penjara Yusuf, disebelah
selnya, hanya untuk memandangnya dengan hati penuh penyesalan.

Sampai satu waktu, masa kebebasan Yusuf tiba, melalui kemampuannya
menafsirkan mimpi,

Ia ditarik untuk menangani bendahara kerajaan Mesir.

Ditinggalkanlah rumah Zulaikha.

Sejak kejadian-kejadian yang menimpa, sampai wazir Agung mesir meninggal,
dan sampai raja mesir juga meninggal, Zulaikha jatuh pailit, papa dan agak
pikun. Seluruh hartanya ludes diberikan kepada orang yang membawa khabar
tentang Yusuf, waktu-waktunya habis untuk merenung Yusuf. Apalah arti
seorang Zulaikha dibanding kekuatan cinta yang menggelora.

Semua permohonan pertemuannya dengan Yusuf disampaikannya pada
berhala-berhala sesembahannya. Sampai satu ketika, di gubuknya yang kecil
dipinggir kota, berhala sesembahannya dibantingnya, dihancurkannya,

“Engkau sama sekali tidak berguna wahai arca mati. Sekian lama aku mengabdi
kepadamu tak ada artinya”.

“Duhai Yang memiliki hidup sesungguhnya, ampunilah aku, dan aku berserah diri
kepadaMu”

“Ya Allah Tuhan Yusuf dan Tuhan semesta Alam.rindu dalam diriku yang
menggelora adalah dariMu Jua, hati terasa dikoyak-koyak ketika malam tiba,
wajah Yusuf yang terbayang tak dapat hilang, Ya Alloh.

Sudah sekian tahun hatiku gelisah resah dan selalu sakit, seolah luka lama
yang disayat luka baru dan disayat luka baru lagi., Aku begitu merindukan
Yusuf..Yusuf..Yusuf..

Dan jika siang tiba, matahari bersinar terang, tapi apa artinya bagi mataku
yang telah buta ?

Yang ada hanya bayangan Yusuf.

Ya Allah, Engkau yang telah memasukkan benih cintaku pada Yusuf, dan Engkau
pula yang telah menyemai kerinduanku pada Yusuf, pertemukanlah aku
dengannya, atau cabutlah akar cintaku padanya, agar derita yang hamba
tanggung berkurang.”

Zulaikha menangis.menangis sampai kering airmatanya.

Malaikat mendengar do’a itu tak kuat menahan terlalu lama, mereka
melaporkannya,

“Ya Allah seru sekalian Alam. Zulaikha memohon uluran tanganMu, ia meratap
meminta Kasih dan sayangMu”

“Wahai malaikatku. Aku tahui dan kiranya sekaranglah saat ia lepas dari
derita kerinduan dan cintanya pada Yusuf”

Yusuf yang sudah menjadi raja Mesir, suatu hari dengan berkendara kuda
putihnya lewat di jalanan depan gubuk Zulaikha,

Bibir Zulaikha yang kering tetap melantunkan nama Yusuf..Yusuf..Yusuf.

Yusuf tertarik mendengar suara ini dan berhenti,

“Siapakah engkau wahai wanita ?”

“Bibirku tak pernah berhenti menyebutmu.orang yang dulu pernah
menjebloskanmu ke penjara selama bertahun-tahun. Ampunilah aku yang terlalu
banyak berbuat dosa kepadamu”

“Zu..Zulaikha ?” kata Yusuf agak tergagap,

ia turun dari kudanya dan dilihatnya Zulaikha.

Wajahnya layaknya seorang yang sudah tua, rambutnya memutih, tubuh kurus
kering, pakaiannya lusuh dan kotor.

“Kemanakah harta, kecantikanmu dan kekuasaanmu ?”

“Semua dimakan api yang berkobar dalam diriku, gelombang rindu dan api cinta
padamu telah membakar segalanya,” katanya lirih sambil terus melantunkan
nama “Yusuf..yusuf” di bibirnya.

Allah berfirman pada Yusuf dan kemudian ia mengajak Zulaikha ke istana.
Kemudian Allah mengembalikan kecantikan Zulaikha dan menambahnya, Allah
mengembalikan kemudaan Zulaikha.

Rindu dan Cinta kini sudah ditumbuhkan olehNya di tanah persemaian Yusuf.

Mereka berdua melangsungkan pernikahannya.

:- Cinta itu ada, bagi mereka yang mencintai Allah lebih dari segalanya..

0 comments:

Post a Comment

 

©2009 -Kerana itu Aku- | by TNB